Etnik Eksotika

Senin, 31 Oktober 2016

Filosofi Kain Sabu


"kain sabu NTT sangat terkenal dengan ciri khas motif serta pewarnaanya yang alami. namun demikian, kita juga dapat melakukan custome "permintaan" motif tenun kepada pengrajin setempat (jika pengrajin menyanggupinya, maka akan dikerjakan)" -butikina

kali ini butikina mendapatkan motif tenun yang sedikit berbeda daripada yang biasanya. 

ya, kami mendapatkan tenun yang dilengkapi dengan motif mawar yang begitu sempurna. benang yang digunakan pada tenun merupakan benang kapas (benang alami) pewarnaanya pun menggunakan bahan - bahan alami seperti akar mengkudu untuk warna cokelat, buah pinang untuk warna hitam, serta kunyit untuk warna kuning. sebenarnya masih banyak bahan alami yang dapat digunakan. seperti kelapa, daun suji dll. sedangkan untuk mengawetkan benang, pengrajin menggunakan akar serai wangi. sedangkan untuk warna yang pekat dan tidak mengakibatkan luntur, pengrajin merendam benang terlebih dahulu menggunakan kapur serta daun sirih.
pekerjaanya pun masih sangat tradisional. penduduk lokal atau pengrajin tenun melakukannya dengan alat tenun tradisional. semua menggunakan tangan. 
so lady..., ini adalah produk handicraft Indonesia yang mendunia.
unesco telah menetapkan bahwa tenun adalah kerajinan / sudah menjadi bagian dari budaya NTT.
sangat bangga akan negeri ini. dimana kita berpijak di negeri yang kaya akan keragaman termasuk budaya di dalamnya.
jadi, sama - sama bergandengan tangan untuk turut melestarikan dan menjaganya. karena budaya merupakan jiwa yang dapat kita lihat dan rasakan. tak akan ada arti untuk negeri ini bila separuh jiwa mereka pergi (punah).
jika bukan kita orang indonesia asli yang melestarikannya, maka akan banyak orang asing yang akan melestarikannya dan menjadikan itu semua milik mereka.
cintailah produk serta kain - kain Indonesia. menggunakannya dan bangga akan apa yang kita kenakan.
kain - kain tersebut juga tidak hanya sebagian dari budaya. tetapi juga sebagai identitas sebuah keluarga. untuk masyarakat Sabu asli, dengan melihat motif yang terdapat pada kain peninggalan keluarga, mereka dapat mngetahaui garis atau asal keterunan mereka. sebab kain yang dikenakan oleh tiap keluarga memiliki motif serta arti yang berbeda - beda pula.  sungguh unik bukan pendudk negerti Timur indonesia tercinta?
untuk itu, butikina ingin melanjutkan perjuangan dari daerah menuju kota. ya kini butikina hadir di daerah jakarta selatan. semua koleksi kain kami, asli adanya. kami mengambilnya langsung dari NTT. mendengar cerita serta melihat langsung kegiatan penduduk sekitar.
dengan demikian, kita telah turut membantu perekonomian serta melestarikan budaya daerah timur indonesia tersebut.

"Meski pengembangan potensi dalam menjadikannya produk ekonomi kreatif (komersil) tengah merangkak perlahan, para penenun di Sabu mengalami kesulitan hidup yang berat. Sabu adalah kawasan terpencil di mana akses transportasi, air bersih, pendidikan, listrik, dan kebutuhan hidup lainnya begitu mahal dan sangat sulit didapatkan. Maka, untuk melestarikan dan mengembangkan tenun, dibutuhkan sinergi berbagai pihak, termasuk yang terpenting adalah pemenuhan bidang-bidang pokok oleh pemerintah pusat dan daerah terhadap infrastruktur dan fasilitas publik.Sampai saat ini, para penenun masih terus melanjutkan tradisi menenun sebagai wujud harapan terhadap kehidupan. Bagi mereka, kain yang diciptakan tersebut adalah kehidupan itu sendiri. Meski berada dalam kesulitan dan keterasingan dari kelayakan hidup, tenun Sabu sebetulnya telah mulai dipamerkan di berbagai negara, salah satunya Inggris. Respon masyarakat internasional sangat baik terhadap kecantikan dan kearifan kain dari Sabu. Pameran yang diselenggarakan Museum Tekstil Jakarta khusus terhadap koleksi kain tenun Sabu ini merupakan yang pertama di dunia." | http://www.jejakwisata.com/news/257-cerita-leluhur-dan-kecantikan-tenun-sabu.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar